Back to Top

Hi, Guest!

  LOKASI :  Kota Depok

Bergabung Selama :

BAGIKAN :   

Bagikan :
  • TENTANG SIFAT-SIFAT KESAKTIAN MUSTIKA
Produk atau jasa ini sudah tidak dijual, silakan hubungi perusahaan bersangkutan untuk keterangan lebih lanjut.

TENTANG SIFAT-SIFAT KESAKTIAN MUSTIKA

Update Terakhir
:
01 / 12 / 2019
Min. Pembelian
:
0
Dilihat Sebanyak
:
10 kali
Harga
CALL
Bagikan
:

Perhatian !

Perusahaan ini terdaftar sebagai Free Member. Hindari melakukan pembayaran sebelum bertemu penjual atau melihat barang secara langsung. COD (Cash On Delivery) atau bertemu langsung dengan penjual merupakan metode transaksi aman yang kami sarankan.

Detail TENTANG SIFAT-SIFAT KESAKTIAN MUSTIKA

SIFAT-SIFAT KESAKTIAN MUSTIKA Secara umum benda-benda gaib, mustika dan jimat adalah benda-benda yang memiliki tuah dan tuahnya itu dapat dirasakan secara fisik ataupun secara psikologis oleh manusia. Secara umum, kualitas dan keampuhan sebuah mustika, benda-benda gaib dan jimat dinilai dari tuah / pengaruhnya bagi manusia pemakainya, bukan dinilai dari kekuatan / kesaktian sosok gaib di dalamnya. Ada 2 jenis benda gaib berdasarkan asal-usul kegaibannya sbb : 1. Benda gaib yang kegaibannya berasal dari energi alami benda gaibnya. 2. Benda gaib yang kegaibannya berasal dari keberadaan suatu sosok mahluk halus yang berdiam di dalamnya. Benda-benda gaib yang kegaibannya berasal dari energi alami benda gaibnya lebih mudah dalam penggunaannya dan tidak memerlukan sesaji. Dalam pemeliharaannya hanya perlu dijaga jangan sampai ada perbuatan yang dapat mengurangi / menghalangi pancaran energinya, misalnya jangan dipernis / dipolitur dan jangan dibungkus dengan plastik. Sebagian benda gaib itu energi gaibnya bersifat jangka panjang dan tidak cepat hilang, seperti fosil kayu kelor, kayu setigi dan sada lanang. Sebagian lagi energi gaibnya perlahan-lahan akan memudar, seperti bambu kuning, daun kelor dan benda-benda gaib berisi energi kekuatan doa / sugesti. Sedangkan benda-benda gaib yang kegaibannya berasal dari keberadaan sesosok mahluk halus yang berdiam di dalamnya ( benda-benda gaib berkhodam) seringkali ada tata aturan dalam penggunaannya dan memerlukan pemberian sesaji tertentu supaya kegaibannya tetap bekerja. Benda-benda gaib yang kegaibannya berasal dari keberadaan sesosok mahluk halus yang berdiam di dalamnya dibedakan berdasarkan sifat-sifat kegaibannya sbb : 1. Yang kegaibannya dominan bersifat fisik / kanuragan. 2. Yang kegaibannya dominan berupa pancaran energi / aura gaib. 3. Yang kegaibannya dimanfaatkan untuk keperluan khusus. Benda-benda gaib yang kegaibannya dominan bersifat fisik / kanuragan contohnya adalah mustika merah delima dan mustika wesi kuning, batu-batu dan jimat anti cukur, anti bacok, mustika untu bledeg, dsb, yang kegaibannya bisa dirasakan secara fisik manusia, terutama yang tuahnya untuk kekuatan berkelahi, kesaktian / kekebalan, dan untuk pengobatan. Sedangkan benda-benda gaib yang kegaibannya dominan berupa pancaran energi / aura gaib contohnya adalah mustika kendit, wesi angkus, dan wesi kuning yang untuk kewibawaan. Benda-benda jenis ini kegaibannya hanya bisa dirasakan secara psikologis dan dengan rasa, terutama yang tuahnya untuk pengasihan, penglarisan, kewibawaan, penjagaan gaib, dsb. Dan benda-benda gaib yang kegaibannya dimanfaatkan untuk keperluan khusus, misalnya adalah mustika bambu pethuk atau benda-benda lain yang digunakan untuk membuat pagaran gaib, pembersihan gaib, penarikan benda gaib, dsb. Dalam penggunaan jenis benda-benda ini memerlukan pengetahuan keilmuan khusus untuk dapat memanfaatkannya. Masing-masing jenis benda gaib yang kegaibannya berasal dari adanya sosok gaib di dalamnya, selain yang sudah bekerja secara alami, ada juga yang keampuhan kegaibannya tergantung pada kecocokkannya dengan si pemilik, kemampuan si pemilik dalam mengsugesti benda gaibnya dan pemenuhan sesajinya. Masing-masing benda gaib, baik mustika, batu akik ataupun pusaka dan benda-benda jimat isian / asma’ an, mempunyai karakteristik kegaiban sendiri-sendiri dan antar jenis yang berbeda satu dengan lainnya tidak dapat diperbandingkan karena karakteristik kegaibannya berbeda. Dan masing-masing jenis mustika, walaupun sejenis, belum tentu kualitas dan kekuatan kegaibannya sama, masing-masing ada kelasnya sendiri-sendiri, tergantung pada kekuatan gaib dan perwatakan masing-masing khodam gaib di dalamnya ( bisa dipelajari dengan cara seperti menayuh keris) . Karena itu walaupun mustikanya sejenis dan tuahnya juga sejenis, belum tentu kekuatan tuahnya sama, tergantung kondisi masing-masing sosok khodam di dalamnya. Kebanyakan mustika dan benda-benda gaib memiliki sesosok mahluk gaib yang bersemayam di dalamnya, sehingga mustika itu dapat memberikan suatu kegaiban tertentu. Masing-masing sosok gaib di dalam sebuah mustika memiliki tingkat kekuatan gaib atau kesaktian sendiri-sendiri. Tetapi di sekitar kita ada banyak mahluk gaib yang kesaktiannya jauh lebih tinggi daripada kesaktian mahluk gaib di dalam sebuah mustika. Jadi, supaya kita tidak rugi dan menyesal karena mustika kita kehilangan kegaibannya, kekuatan gaib sebuah mustika jangan sampai dilawankan dengan kekuatan mahluk gaib lain, kecuali untuk benda-benda gaib yang kegunaannya memang untuk menangkal atau mengusir gangguan / serangan mahluk halus lain. Semua benda gaib haruslah dinilai keampuhannya berdasarkan kemampuannya dalam memberikan kegaibannya sesuai fungsi tuahnya masing-masing. Mustika merah delima, wesi kuning, stambul, dsb, yang penggunaannya sama dengan jimat, yang dimaksudkan sebagai alat keselamatan, kekebalan badan, penyembuhan penyakit, dsb, cukuplah dimanfaatkan untuk itu. Dengan membawa mustika-mustika itu kita tidak terluka karena dibacok, ditusuk, ditembak, dipukul, selamat dalam kecelakaan dan badan juga sehat. Tetapi janganlah karena memiliki benda-benda mustika itu kemudian kita yakin merasa aman dari serangan santet atau tidak takut masuk ke tempat-tempat yang angker, dsb, karena khasiat benda-benda mustika itu tidak cukup kuat untuk melindungi kita dari serangan gaib. Juga jangan disombongkan terhadap orang-orang yang memiliki ilmu batin / ilmu khodam, dan jangan disombongkan terhadap pusaka seseorang, karena mungkin ketinggian ilmu orang tersebut atau khodam dan pusakanya berada di atas kesaktian gaib mustikanya. Termasuk juga jangan mengetes jimat kekebalan dengan cara ditusuk dengan keris jawa ( biasanya kekebalannya akan luntur dan orang itu akan terluka oleh tusukan keris itu) . Selain itu juga ada orang-orang tertentu yang menguasai ilmu perkhodaman, yang dapat melunturkan kegaiban sebuah mustika dan jimat, atau mengusir pergi sosok gaib di dalamnya. Benda-benda gaib yang watak khodamnya menonjolkan kekuatan dan kegagahan, seperti mustika wesi kuning atau benda-benda jimat kekebalan yang lain, suatu saat dapat mengalami masalah, yaitu khodamnya hilang atau kegaibannya menjadi tidak berfungsi di tempat-tempat yang penguasa gaibnya lebih sakti dari khodam wesi kuning itu, atau bila dalam penyimpanannya disatukan dengan benda-benda gaib lain ( karena itu penyimpanannya harus dipisah / disendirikan) . Itulah sebabnya manusia yang mempunyai jimat untuk kesaktian kanuragan atau kesaktian gaib, bila menyeberang pulau, atau menyeberangi sungai yang angker / wingit, atau bila berada di atas laut, bisa terjadi kemudian jimatnya tersebut tidak berfungsi. Sebabnya adalah karena khodamnya tidak dapat terus berada di dalam jimat tersebut karena mungkin di tempatnya berada ada sosok gaib penguasa wilayah yang lebih sakti daripada dirinya, sehingga terpaksa khodamnya itu harus mencari ‘ jalan’ lain yang lebih aman baginya, atau mungkin juga sama sekali tidak dapat menyeberang, sehingga jimatnya tersebut menjadi kosong “ isinya” dan menjadi benar-benar tidak berfungsi. Tetapi jimat yang berfungsi selain untuk kesaktian, misalnya yang hanya untuk keselamatan saja, pengasihan, pengobatan, dsb, biasanya bisa menyeberang, karena khodamnya lebih bisa mengkondisikan diri untuk tidak menonjolkan kegagahan dan kesaktian, lebih bisa merendahkan diri untuk berkata: “ permisi, numpang lewat” . Benda-benda gaib yang bisa untuk kekebalan ( bisa dites untuk kekebalan) sebaiknya jangan disugestikan untuk memberikan tuah / fungsi lain, supaya tuah kekebalannya tidak berubah / luntur. Benda-benda gaib yang tuahnya bisa dirasakan secara fisik, bisa ditunjukkan / dites / dibuktikan keampuhannya, biasanya adalah yang paling banyak diinginkan orang, karena secara umum orang lebih menginginkan sesuatu yang bisa langsung dirasakan pengaruhnya, bisa dibuktikan keampuhannya dan bisa dipertunjukkan, karena itu harganya biasanya mahal sekali. Secara umum benda gaib dan mustika yang paling diinginkan orang adalah yang bertuah untuk kekuatan dan keselamatan, yaitu yang bisa melindungi seseorang dari berbagai macam kejadian musibah dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian umum tentang benda-benda gaib yang memberikan tuah seperti itu adalah benda-benda gaib yang memberikan efek kekuatan dan kekebalan badan. Kegaiban sebuah mustika sebagai jimat keselamatan fisik hanya akan didapatkan jika benda tersebut dapat memberikan tuah kekebalan tubuh, yang bila bendanya digenggam atau dikantongi, maka orangnya akan menjadi tahan pukul, kebal senjata tajam, tidak mempan rambutnya dicukur, tahan panasnya api, rambut tidak terbakar dan kulitnya pun tidak melepuh, selamat dalam kecelakaan mobil, dsb. Kekuatan gaib sebuah mustika sampai bisa menjadikan seseorang kebal seperti itu adalah patokan standar ukuran kualitas sebuah jimat keselamatan. Tetapi kekuatan / kesaktian khodam benda gaib yang bisa untuk kekebalan belum tentu lebih tinggi dari kekuatan khodam benda gaib lain. Begitu juga sebaliknya, benda yang khodamnya sakti belum tentu bendanya bisa untuk kekebalan. Selain ditentukan oleh sifat alami benda gaibnya dan kesempurnaan pemrosesan penarikan gaibnya, kemampuan gaib jimat kekebalan juga ditentukan oleh perwatakan sosok gaibnya yang berwatak keras dan menonjolkan kekuatan / kegagahan. Walaupun khodam gaibnya berkesaktian tinggi, tetapi jika sosok gaibnya tidak berwatak keras, tidak menonjolkan kekuatan dan kegagahan, maka benda gaibnya seringkali tidak dapat menjadi jimat kekebalan, hanya akan berguna untuk menambah kekuatan tubuh / pukulan, menambah wibawa, dsb, atau untuk penjagaan gaib saja. Sebagian benda-benda jimat lainnya walaupun khodamnya berwatak keras, tetapi tidak selalu menonjolkan kegagahan, sehingga untuk bisa memberikan tuah kekebalan harus “ dipaksa” dulu dengan amalan gaib. Dari sekian banyak benda gaib yang dimiliki orang pada jaman sekarang, yang seharusnya bisa untuk kekebalan, seperti mustika merah delima, wesi kuning, badar besi, keong buntet, dsb, ternyata tidak semuanya bisa dites / dibuktikan keampuhannya untuk kekebalan. Sebagian bisa untuk kekebalan, sebagian lainnya hanya bisa untuk kekuatan saja atau wibawa saja. Dan tidak semua jimat kekebalan bisa setiap saat dites keampuhannya.Penyebabnya, selain kualitas dari benda itu sendiri dan perwatakan khodamnya, juga kesempurnaan kegaiban dari penarikan gaibnya. Mustika wesi kuning yang sempurna sebagai jimat kekebalan, biasanya berisi khodam yang sifat wataknya menonjolkan kekuatan dan kegagahan, dan energinya stabil, sehingga bisa dites berfungsi oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Berbeda dengan mustika wesi kuning yang bisa dites berfungsi oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja, dalam memiliki batu mustika merah delima dituntut perhatian lebih dan kehati-hatian. Sekalipun kekuatan gaibnya lebih tinggi daripada wesi kuning, tetapi batu mustika ini juga mempunyai tuntutan, yaitu bersifat pemilih dalam memilih orang pemiliknya, tidak suka dites-tes dan tidak suka dipertontonkan atau dipamerkan keampuhannya kepada orang lain, dan batunya dapat pergi menghilang atau luntur kegaibannya bila pemiliknya atau ada perbuatan si pemilik yang dia tidak berkenan, sehingga si pemilik mustika harus berhati-hati jangan sampai melakukan perbuatan yang dapat menyebabkan mustikanya hilang atau tidak berfungsi dan jangan terlalu sering mengetes mustikanya seolah-olah tidak yakin dengan keampuhannya, dan jangan mem-pamerkan atau mempertontonkan keampuhannya. Benda-benda gaib bertuah kekuatan dan kekebalan terutama banyak dicari oleh orang-orang yang bergerak di dunia persilatan / kesaktian, dunia kekerasan, dan orang-orang yang hidupnya ber-resiko mengalami pembunuhan atau perampokan. Benda-benda gaib yang tuahnya bisa langsung dibuktikan ( dites) memberikan efek kekebalan tubuh biasanya adalah yang paling banyak diinginkan orang, karena secara umum orang lebih menginginkan sesuatu yang bisa langsung dibuktikan khasiatnya, bisa dibuktikan keampuhannya dan bisa dipertunjukkan, karena itu harganya mahal sekali. Sekalipun seseorang tidak hidup dalam dunia kesaktian dan kekerasan dan hidupnya relatif tidak ber-resiko mengalami pembunuhan atau perampokan, tetapi jika seseorang memiliki benda jimat kekebalan itu, ia bisa mempamerkannya kepada orang lain, atau sengaja melibatkan diri dalam suatu kejadian kerusuhan / perkelahian, sehingga kemudian orang-orang akan menganggap dirinya sebagai orang yang sakti. Pengertian kesaktian secara umum di masyarakat, orang-orang yang dipandang sakti adalah orang-orang yang memiliki kesaktian yang bersifat fisik, yang kelihatan mata, yang bisa dibuktikan kepada orang lain. Jika hanya memiliki kesaktian gaib saja, maka konotasinya adalah sama dengan dukun atau orang pinter. Unsur kesaktian fisk itu adalah kombinasi dari permainan jurus, kecepatan gerak dan kekuatan pukulan / tendangan, tenaga gaib dan tenaga dalam, tahan pukul / tendangan, dan pada tingkatan yang tinggi juga tahan diserang dengan senjata tajam ( kebal) dan tahan diserang dengan tenaga dalam dan aji-aji kesaktian. Jimat yang berhubungan dengan kesaktian akan menunjang kecepatan gerak dan kekuatan pukulan / tendangan, tenaga gaib ( pukulan dan tendangannya mengandung kekuatan gaib) , tahan pukul / tendangan, dan pada tingkatan yang tinggi juga tahan diserang dengan senjata tajam ( kebal) dan tahan diserang dengan tenaga dalam dan aji-aji kesaktian. Jimat yang berhubungan dengan kesaktian ada 2 tingkatan kualitasnya : 1. Yang tuahnya hanya sebatas menunjang kecepatan gerak dan kekuatan pukulan / tendangan, tenaga gaib ( pukulan dan tendangannya mengandung kekuatan gaib) , dan tahan pukul / tendangan. 2. Yang kekuatannya ekstrim, yang bisa membuat tubuh seseorang kebal senjata tajam dan tahan dipukul / diserang dengan tenaga dalam dan aji-aji kesaktian. Pada masa sekarang, yang umum disebut jimat kekebalan adalah sebuah jimat yang memberikan efek kekebalan tubuh, yang menjadikan tubuh seseorang tidak mempan dibacok, tidak mempan disabet pedang, tidak mempan ditusuk pisau, tidak mempan ditembak senjata api, tahan panasnya api dan rambut pun tidak terbakar, dan menjadikan tubuhnya tahan pukul. Karena kehebatannya itu ada sebagian orang yang mengagung-agungkan jimat kekebalan ini sampai menyebutnya sebagai jimat keselamatan mutlak, walaupun benda-benda itu tidak dapat menyelamatkan seseorang yang diserang dengan cara ditenggelamkan ke dalam air atau perbuatan lain yang menyebabkannya kehabisan nafas atau diserang secara gaib. Kemampuan kekebalan di atas adalah standar dasar ukuran keampuhan sebuah jimat kekebalan. Tetapi tingkatan kualitas sebuah jimat kekebalan akan diuji dari sejauh mana keampuhannya memberikan efek kekebalan terhadap serangan yang mengandung kekuatan gaib, seperti senjata-senjata tajam berkhodam ( misalnya keris, tombak dan kujang) dan pukulan yang menggunakan tenaga dalam atau aji-aji kesaktian. Kalau kita berbicara tentang jimat kekebalan, dari sekian banyak benda jimat kekebalan ( yang benar dan bisa dites ampuh untuk kekebalan) batu mustika merah delima memang memiliki banyak kegunaan dan keistimewaan yang menjadikannya mustika yang paling diinginkan orang dan harganya mahal sekali melebihi penghargaan orang terhadap jimat-jimat kekebalan yang lain seperti mustika wesi kuning, badar besi, stambul, rante babi, jenglot, batara karang, keong buntet, kul buntet, puser bumi, dsb. Tetapi masing-masing benda tersebut mempunyai kekuatan gaib dan karakteristik kegaiban yang berbeda, yang tidak persis sama satu dengan lainnya. Dan untuk membuktikan mana yang paling unggul sebagai sebuah jimat kekebalan harus dilakukan dengan cara mencoba satu per satu kekebalan mustika merah delima, wesi kuning, badar besi, rante babi, jenglot, batara karang, keong buntet, kul buntet, puser bumi, dsb, misalnya dengan cara ditusuk / diiris dengan senjata tajam berkhodam, seperti keris jawa, dan ketahanannya bila diserang denganpukulan yang menggunakan tenaga dalam atau aji-aji kesaktian. Sebagai jimat kekebalan, kekuatan gaib mustika merah delima lebih baik daripada wesi kuning, stambul dan badar besi, tetapi mustika keong buntet, kul buntet dan puser bumi ( yang sama-sama bisa untuk kekebalan) , secara rata-rata kekuatan gaibnya jauh lebih tinggi daripada mustika merah delima, wesi kuning, stambul dan badar besi, sehingga lebih mampu untuk menahan serangan yang mengandung kekuatan gaib, termasuk serangan dengan senjata tajam berkhodam dan serangan yang menggunakan tenaga dalam dan aji-aji kesaktian. Kekuatan gaib khodam mustika keong buntet, kul buntet dan puser bumi itu juga mampu untuk mengosongkan / mengusir khodam merah delima dan wesi kuning ( termasuk jimat anti cukur dan susuk kebal seseorang) , tetapi khodam merah delima dan wesi kuning tidak mampu mengosongkan / mengusir khodam mustika keong buntet, kul buntet dan puser bumi. Ini menunjukkan bahwa tingkat kekuatan / kesaktian gaib khodam benda-benda itu tidak sama. Sebuah jimat kekebalan badan, seperti wesi kuning dan mustika merah delima atau batu akik anti cukur, dsb, akan memberikan tuah keselamatan / kekebalan tubuh kepada manusia pemakainya, sehingga si manusia akan tahan menerima pukulan dan tidak terluka jika dibacok / ditusuk dengan senjata tajam, sepanjang kekuatan pukulan dan senjata yang untuk membacok / menusuk itu tidak mengandung kekuatan gaib yang lebih tinggi daripada kekuatan perlindungan jimat kekebalan itu. Jika pukulan dan senjata penyerangnya mengandung kekuatan gaib yang lebih tinggi daripada kekuatan gaib jimat kebalnya, maka pertahanan gaib kekebalan itu akan mampu ditembus dan orang tersebut akan terluka. Secara umum keris memang berfungsi sebagai senjata tusuk dan sabet untuk tarung, berkelahi, tetapi kekuatan gaibnya juga berfungsi untuk menembus kekebalan atau perisai gaib lawannya. Jika keris itu mengandung kekuatan gaib yang lebih tinggi daripada kekuatan gaib jimat kebal seseorang, maka pertahanan gaib kekebalan itu akan mampu ditembus dan orang tersebut akan terluka oleh tusukan keris. Biasanya jimat kebal, susuk kebal dan ilmu kebal ( yang bukan ilmu kebatinan) , cukup ampuh untuk digunakan menghadapi pukulan tangan kosong, senjata tajam atau senjata api, yang tidak mengandung serangan kekuatan gaib yang tinggi, tetapi tidak berdaya ketika berhadapan dengan senjata pusaka atau aji-aji kesaktian yang kekuatan gaibnya tinggi. Karena itu untuk menangkal penyalahgunaan keilmuan kebal itu tidak dilakukan dengan menyerangnya dengan senjata tajam atau dengan ilmu pukulan yang lebih tinggi, tetapi dengan cara melunturkan / memusnahkan kegaiban ilmunya atau mengusir khodam kebalnya yang biasanya kekuatannya tidak tinggi. Banyak jenis ilmu isian yang sengaja diberikan pantangan ilmu untuk menangkal penyalahgunaan ilmunya, atau untuk digunakan sewaktu-waktu jika penggunanya ingin menghilangkan ilmunya. Khusus untuk ilmu dan benda-benda bertuah kekuatan / kekebalan, biasanya tidak memerlukan khodam dengan kekuatan gaib yang tinggi, karena cakupan energinya hanya diperlukan untuk area yang sempit saja, yaitu dipadatkan hanya menjadi sebatas tubuh si manusia pemakainya, seringkali kekuatan gaib setingkat gondoruwo saja sudah cukup untuk menjadi khodam jimat kekuatan dan kekebalan ( dan mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa gondoruwo sering menjadi khodam jimat isian dan khodam ilmu kekuatan / kekebalan, dan banyak kekuatan gaib ilmu dan susuk kekuatan / kekebalan tidak lebih tinggi dari kekuatan gaib gondoruwo, sehingga akan luntur oleh daun kelor, bambu kuning, dsb) . Karena itu biasanya jimat kebal dan ilmu kebal isian / asma’ an akan tidak berdaya ketika berhadapan dengan senjata pusaka atau ilmu kesaktian yang kekuatan gaibnya tinggi. Yang paling utama diperlukan untuk khodam kekuatan dan kekebalan adalah sifat perwatakan khodam gaibnya yang harus keras dan menonjolkan kegagahan / kesaktian, bukan semata-mata khodam yang sakti. Berbeda halnya dengan keperluan untuk tuah penjagaan gaib. Tuah untuk penjagaan gaib membutuhkan khodam dengan kekuatan gaib yang tinggi, karena fungsinya memang untuk menghadapi mahluk halus lain. Semakin tinggi kekuatan gaibnya dan keras karakternya akan semakin baik khodam itu menjalankan fungsi penjagaan gaib. Tetapi banyak juga benda-benda gaib yang fungsinya untuk penjagaan gaib, tetapi kekuatan gaibnya rendah. Walaupun begitu biasanya kesaktian khodamnya masih cukup untuk menghadapi, menangkal dan mengusir mahluk halus setingkat dedemit kuntilanak dan gondoruwo atau mahluk halus dan jin-jin kelas rendah yang sering mengganggu manusia dewasa dan anak-anak, atau untuk menangkal dan mengusir para mahluk halus yang sok berkuasa dan bersifat mengganggu di sebuah rumah atau bangunan / lokasi tertentu. Benda-benda gaib tersebut diukur keampuhannya dari kemampuannya menghadapi / mengusir gaib-gaib lain, bukan dari kemampuannya memberikan efek kekebalan badan. Masing-masing mahluk halus mempunyai kekuatan gaib, artinya, selain tuahnya, kekuatan gaibnya juga bisa dimanfaatkan untuk penjagaan / pembersihan gaib dan bisa juga disatukan dengan kekuatan badan si manusia pemiliknya. Benda-benda gaib yang fungsinya untuk kekuatan, biasanya khodamnya sudah memberikan tuah kekuatan badan, dan benda gaib yang berfungsi untuk penjagaan gaib biasanya khodamnya secara otomatis sudah memberikan fungsi penjagaan gaib. Tetapi aktif tidaknya kerja fungsinya itu tergantung juga penyatuan khodamnya dengan si manusia. Walaupun sudah diberikan sesaji, untuk masing-masing benda gaib tetap perlu adanya sugesti penyatuan manusia dengan khodamnya jika ia menginginkan tuahnya, supaya khodamnya aktif bekerja. Sama saja dengan kita, kalau atasan kita tidak mengsugesti / memerintahkan kita bekerja, kadang-kadang kita santai-santai saja, padahal kita digaji untuk bekerja. Semua yang berhubungan dengan jimat / benda gaib dan kekuatan gaib, pengertian fungsi kekuatan badan adalah untuk berkelahi. Jika benda-benda dan khodam anda fungsinya ada yang untuk kekuatan, maka jika benar-benar sedang digunakan bertarung / berkelahi, biasanya tanpa perlu diminta kegaibannya otomatis akan menambah keberanian, semangat, kecepatan dan kekuatan badan untuk berkelahi, sehingga pukulan / tendangan anda mengandung kekuatan gaib yang efeknya tidak sama dengan pukulan tangan kosong biasa, dan lebih tahan menerima pukulan ( lebih tahan pukul) , pukulan dan tendangan lawannya tidak begitu dirasakan sakit. Untuk kekuatan badan mengangkat benda-benda berat diperlukan kemampuan sugesti khusus untuk menyatukan kekuatan gaib dengan kekuatan badan kita, karena kegaiban benda-benda gaib dan khodam berbeda dengansusuk yang sejak awalnya kegaibannya sudah disatukan dengan badan orangnya. Khusus untuk benda-benda gaib yang fungsinya dominan untuk kesehatan dan pengobatan, jika mengandung fungsi untuk kekuatan badan, berarti kekuatan badan disitu dimaksudkan sebagai kekuatan dan kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan. Benda-benda itu bisa juga diminta untuk menyingkirkan pegal-pegal, asam urat dan kolesterol, dsb. Tetapi kalau sedang berkelahi, kegaibannya juga menambah kekuatan untuk berkelahi. Sebagai pemahaman dasar dalam memiliki dan menilai kualitas / keampuhan sebuah mustika atau benda-benda gaib lain, benda-benda gaib itu harus diukur kualitasnya dari kemampuannya memberikan tuahnya sesuai tujuan fungsi tuahnya masing-masing, bukan dari tingkat kesaktian gaib di dalamnya, sehingga dalam penggunaannya juga harus sesuai dengan tujuan fungsi tuahnya. Kegaiban benda-benda itu jangan dilawankan atau diperbandingkan dengan kekuatan gaib lain, kecuali untuk benda-benda gaib yang kegunaannya memang untuk menangkal atau mengusir gangguan / serangan mahluk halus ( penjagaan gaib) . Sebagai sebuah benda jimat, maka kekuatan gaibnya harus diukur dari manfaat / tuahyang bisa dirasakan oleh pemakainya. Misalnya yang kegunaannya untuk kekebalan badan. Jika jimat itu berfungsi baik, bisa melindungi pemakainya dari pukulan dan tusukan / sabetan senjata tajam, maka jimat itu akan kita katakan ampuh. Tapi jika jimatnya tidak berfungsi, tidak bisa melindungi pemakainya dari pukulan dan tusukan / sabetan senjata tajam, pasti tidak akan kita katakan ampuh sebagai jimat kekebalan. Tetapi keampuhan kekebalannya jangan diadu dengan benda atau pusaka yang berfungsi untuk kesaktian atau yang untuk menangkal serangan gaib, karena mungkin kekebalan atau kekuatan gaib jimat tersebut akan kalah. Begitu juga dengan mustika yang bertuah untuk kerejekian penglaris dagangan. Karena keberadaan mustika itu seharusnya sebuah warung / toko akan laris dagangannya. Tetapi bila di toko itu atau sekitarnya ada sesosok gaib yang memancarkan hawa / aura yang membuat toko itu tidak laku dan membuat orang segan untuk datang ke toko itu, mungkin mustika itu tidak dapat bekerja seperti yang diharapkan. Karena fungsinya adalah sebagai penglaris dagangan, bukan untuk menangkal gangguan gaib, maka kegaiban benda-benda itu tidak mengusir keberadaan sosok-sosok gaib lain yang bersifat mengganggu. Lingkungannya berada harus dibersihkan dahulu dari kekuatan gaib-gaib yang mengganggu, supaya jimat tersebut dapat terasa memberikan hasil kerja yang optimal. Sebuah mustika untu bledeg kegunaannya adalah untuk pengobatan-penyembuhan berbagai jenis sakit-penyakit. Umumnya mustika itu cukup mampu menyembuhkan banyak jenis sakit-penyakit manusia, tetapi dalam hal penyembuhan sakit-penyakit yang disebabkan oleh serangan gaib, seperti kesambet, diteluh, disantet atau diguna-guna, karena fungsinya bukan untuk menangkal serangan gaib, maka kemampuan pengobatannya menjadi terbatas. Diperlukan kekuatan gaib atau benda-benda gaib lain untuk mengusir keberadaan gaib-gaib yang mengganggu tersebut, sesudah itu barulah mustika itu dapat bekerja optimal menyembuhkan sakitnya. Jadi pada kondisi-kondisi di atas bukan berarti mustika-mustika itu tidak berkhasiat, tetapi tuahnya jangan dilawankan dengan kekuatan gaib lain, dan ada sesuatu yang harus dibersihkan terlebih dahulu supaya mustika-mustika itu benar-benar bisa bekerja optimal dan khasiat / tuahnya bisa dirasakan. Jadi keampuhannya sebagai sebuah benda gaib diukur dari manfaatnya yang bisa dinikmati oleh pemakainya sesuai jenis tuahnya masing-masing, bukan dari tingkat kesaktian gaib di dalamnya. Selain tuah dan kegunaan yang sudah disebutkan di atas, ada benda-benda gaib yang fungsinya memang khusus untuk menangkal / melawan / mengusir mahluk-mahluk halus yang mengganggu atau menyerang, atau untuk menjadi pagaran gaib dari serangan mahluk halus, santet dan guna-guna. Untuk keperluan itu maka kekuatan / kesaktian gaib khodamnya mutlak harus kuat, karena harus bisa menghadapi serangan dan kekuatan mahluk halus lain. Benda-benda gaib tersebut diukur keampuhannya dari kemampuannya menghadapi / mengusir gaib-gaib lain, bukan dari kemampuannya memberikan efek kekebalan badan. Benda-benda gaib yang memberikan kegunaan di atas contohnya adalah tapal kuda, keong buntet yang berwarna hitam, kul buntet, mustika puser bumi, perkutut majapahit, perkutut jawa berbulu putih dan keris-keris yang tuah utamanya untuk kesaktian, kekuasaan dan wibawa. Kelebihan sebuah mustika dibandingkan dengan benda-benda gaib alami lain bukan pada kekuatan gaibnya, tetapi adalah pada kualitas tuahnya. Kebanyakan mustika mempunyai kualitas tuah yang bagus yang lebih daripada tuah alami dari batu akik berkhodam atau benda alam lain, tetapi kekuatan tuahnya belum tentu lebih baik. Umumnya tuah mustika itu hanya cukup untuk si manusia sendiri, untuk dipakai / dikantongi. Kekuatan gaib jenis mustika yang tuahnya selain yang untuk kekuatan dan penjagaan gaib, biasanya kekuatan gaibnya rendah, cakupan energinya sempit, hanya cukup untuk si pembawa mustikanya, untuk dikantongi. Kelebihan jenis mustika biasanya bukan pada kekuatan gaibnya, tetapi pada kualitas tuahnya yang biasanya lebih baik daripada batu akik biasa atau benda-benda isian, walaupun jenis tuahnya sama. Tapi mustika yang untuk kekuatan dan kekebalan, walaupun seringkali kekuatan gaibnya juga rendah, perlu juga diukur sebagai bahan perbandingan. Misalnya anda memakai Wesi Kuning atau Merah Delima yang bisa untuk kekebalan, walaupun mustika itu membuat anda tahan pukul, tapi kalau orang yang memukul memakai cincin batu akik yang kekuatan gaibnya di atas merah delima, biasanya pukulannya akan anda rasakan sakit, malahan ada juga yang bisa melunturkan kekebalan mustika anda. Atau bila anda diserang dengan pisau atau golok yang berkhodam, jika kekuatan gaib khodam pisau atau golok itu lebih tinggi daripada mustika anda, maka pertahanan kekebalan anda akan dapat ditembus dan anda akan terluka. Benda-benda yang untuk kekuatan dan kekebalan, kekuatannya perlu diukur untuk mengetahui sejauh mana kesanggupannya untuk digunakan menyerang dan untuk menahan serangan. Benda-benda yang untuk tolak bala / penjagaan gaib, kekuatannya perlu diukur untuk mengetahui sejauh mana kesanggupannya menghadapi kekuatan gaib lain. Benda-benda jimat dan mustika kekebalan, selain tuah kekebalannya itu, ada juga unsur lain yang perlu diperhatikan, yaitu kestabilan energi khodam gaibnya yang berhubungan dengan kestabilan fungsi sebuah jimat kekebalan. Jika khodamnya memancarkan energi dengan stabil setiap saat, maka kita akan dapat menikmati fungsi tuahnya setiap saat. Tetapi jika pancaran energinya tidak stabil, maka akan ada saat-saat tertentu benda gaib itu tidak berfungsi. Mungkin kita tidak bisa merasakan bila suatu saat benda gaib / jimat kita sedang tidak berfungsi, tetapi kestabilan ini bersifat vital untuk benda gaib / jimat / ilmu untuk keselamatan / kekebalan, jangan sampai dalam situasi berbahaya, ternyata jimat / ilmu kita sedang tidak berfungsi, sehingga kemudian kita menjadi celaka. Ada benda-benda bertuah kekebalan yang kekuatan tuahnya stabil, sehingga bisa dites oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Dengan memiliki benda yang seperti itu kita akan merasa yakin dengan keselamatan kita. Tetapi ada juga benda-benda bertuah kekebalan yang kekuatan tuahnya tidak stabil, sehingga tidak bisa dites setiap saat. Dalam penggunaannya kita harus berhati-hati, jangan sampai dalam situasi berbahaya, ternyata jimat kita sedang tidak berfungsi, sehingga kemudian kita menjadi celaka. Benda-benda gaib yang seperti ini dalam menggunakannya orang pemakainya harus menerapkan sugesti khusus ( keyakinan) akan keampuhannya, untuk mengsugesti khodam bendanya supaya menunjukkan keampuhannya, sehingga kemudian benda itu menjadi ampuh bertuah sesuai sugesti keyakinan si pemakainya akan keampuhannya. Sebuah mustika yang tuahnya bagus untuk kerejekian dagang, biasanya tuah mustika itu bagus untuk si manusia pemiliknya sendiri, untuk dipakai / dibawa berdagang supaya jualan / dagangannya laris. Dengan demikian cara penggunaannya adalah dengan cara dipakai / dikantongi dan orangnya aktif turun tangan berdagang. Jika pancaran kekuatan gaib mustika itu diukur, kira-kira pancaran tuahnya 3 – 5 meter, sehingga hanya baik jika dipakai sendiri oleh pemiliknya untuk berdagang. Untuk memaksimalkannya, mustika itu bisa disugestikan ( sekali saja) untuk memberikan aura penglaris sampai jarak lebih jauh lagi beberapa meter dari tokonya atau dari posisi barang dagangannya. Sesudahnya mustika itu dibiarkan bekerja seperti aslinya. Tetapi biasanya mustika itu ( mustika yang sama) tuahnya tidak cukup bagus jika bendanya ditinggal / diletakkan di toko sebagai alat penglaris. Sebenarnya bukannya tuahnya tidak cukup bagus, yang benar adalah tuahnyatidak cukup kuat jika bendanya ditinggal di toko, apalagi kalau tokonya besar dan orangnya tidak ikut berjualan ( tokonya hanya diserahkan kepada pelayan toko) . Mustika itu cukup bagus tuahnya jika dipakai berdagang oleh si manusia, tetapi hasilnya tidak cukup bagus jika bendanya ditinggal di toko, apalagi kalau tokonya hanya diserahkan kepada para pekerjanya. Untuk tujuan penglaris toko dengan cara bendanya diletakkan / ditinggal di toko, lebih baik menggunakan jimat isian yang sosok gaibnya adalah bangsa jin golongan putih. Umumnya bangsa jin yang menjadi khodam jimat isian, apalagi yang sosoknya seperti ibu-ibu jawa, kekuatan gaibnya lebih tinggi daripada kekuatan gaib sebuah mustika, sehingga cukup bagus jika dijadikan penglaris toko. Tinggal kemampuan si manusianya saja ( atau penjual bendanya) untuk mengsugesti khodam benda gaibnya ( dengan amalan gaib) supaya tuahnya bagus sebagai penglaris toko. Kebanyakan benda mustika isi gaibnya adalah dari jenis khodam mustika, suatu jenis tersendiri, tapi ada juga sebagian kecil yang isi gaibnya dari jenis bangsa jin. Jadi khodam jin di dalam sebuah mustika sebagian adalah khodam asli mustikanya, sebagian lagi asalnya adalah khodam isian. Sebuah mustika yang isinya sejenis khodam mustika, biasanya tuahnya bagus dan bisa diharapkan stabil kekuatannya, sesuai karakteristiknya sebagai khodam mustika. Sedangkan kalau isinya bangsa jin, tuahnya tidak selalu stabil, karena tujuan awal keberadaannya di dalam sebuah benda gaib adalah karena dia membutuhkan tempat tinggal. Kalau tuahnya bisa stabil, ya bagus deh. Kalau tidak ya harus disempurnakan lagi dengan amalan gaib. Tapi kalau statusnya adalah sebuah mustika, walaupun khodamnya bangsa jin, biasanya tuahnya stabil. Khodam yang sosoknya seperti ibu-ibu jawa kebanyakan kekuatan gaibnya tinggi, bisa sampai 60 kalinya md ( mustika merah delima) , ada juga yang lebih dari itu, sehingga walaupun tuah utamanya untuk kerejekian, tetapi kekuatan gaibnya bisa juga dimanfaatkan untuk tuah lain, misalnya untuk penjagaan gaib, pembersihan gaib dan untuk memberikan pagaran gaib. Sedangkan sosok lain, seperti yang bapak-bapak berjubah misalnya, kekuatan gaibnya bervariasi, ada yang tinggi, ada juga yang rendah. Sosok gaib seperti kakek-kakek berjubah biasanya kekuatan gaibnya lebih tinggi daripada yang sosoknya bapak-bapak berjubah. Tapi yang diutamakan bukanlah sekedar kekuatan gaibnya, tapi karakter sosok ibu-ibu jawa itu halus seperti ibu-ibu, yang akan mendatangkan banyak orang untuk datang berkumpul, cocok untuk tuah pengasihan dan kerejekian. Mustika yang tuahnya untuk pengasihan dan kerejekian, yang isi gaibnya dari jenis khodam mustika, memang biasanya kekuatan gaibnya rendah, sehingga pancaran energi tuahnya sempit, tidak mencakup area yang luas, karena itu jenis mustika seperti itu lebih cocok untuk dipakai sendiri dengan cara dikantongi. Kebanyakan kekuatan khodamnya tidak lebih dari kekuatan gaib mustika merah delima. Kelebihan utama sebuah mustika dibandingkan benda gaib alami lain adalah pada kualitas tuah-nya, bukan pada kekuatan tuah-nya. Tapi kalau mustika itu isi gaibnya bangsa jin yang kekuatannya lebih tinggi mungkin pancaran tuahnya bisa lebih luas. Dalam hal ini yang diutamakan bukanlah sekedar isinya yang bangsa jin, yang utama adalah tuahnya harus bagus, sudah diproses sampai tuahnya bagus, sudah melalui proses penyempurnaan tuah ( dengan wiridan amalan gaib dan sesaji) . Sesudah kualitas tuahnya bagus, barulah dinilai kekuatan tuahnya. Tapi kelemahannya, kalau sifatnya adalah jimat isian, atau tuahnya asalnya dari kekuatan wiridan amalan gaib, mungkin nantinya tuahnya akan memudar, sehingga harus diwirid lagi amalannya. Jadi sifatnya untung-untungan. Kalau bisa bertuah jangka panjang, ya untunglah kita. Tapi kalau ternyata tuahnya memudar, terpaksa deh harus dicharge lagi ( diwirid lagi amalan gaibnya atau datang lagi ke spiritualisnya) . Sebagai ilustrasi untuk tuah pengasihan dan kerejekian dagang : Kalau khodamnya adalah jenis khodam mustika, mungkin pancaran tuahnya hanya 3 – 5 meter saja. Kalau khodamnya bangsa jin yang kekuatannya 10 md, mungkin pancaran tuahnya bisa 5 – 10 meter. Kalau khodamnya bangsa jin yang kekuatannya 60 md, mungkin pancaran tuahnya bisa sampai 10 – 40 meter, cocok untuk toko besar, super market, toko di mall atau di pasar, atau toko di deretan toko di pinggir jalan. Karena itulah kebanyakan tuah penglaris dari orang pinter / spiritualis kebanyakan khodamnya adalah dari jenis bangsa jin, bukan mustika. Begitu juga sebuah mustika atau benda gaib untuk kekebalan, tuahnya hanya cukup untuk si pembawa bendanya saja dan bisa menyelamatkannya dalam musibah kecelakaan mobil, tetapi tuah itu bukan untuk semua orang yang satu mobil dengannya. Tetapi tuah kekebalan itu mungkin bisa juga dinikmati oleh orang lain jika mereka saling bersentuhan dan si pembawa bendanya berniat menyelamatkan mereka semua. Begitu juga untuk benda-benda gaib lain yang fungsinya bukan untuk menangkal serangan gaib, seperti yang untuk pengobatan, pengasihan, penglaris dagangan, dsb, kondisi di sekitarnya harus dibersihkan dahulu dari gaib-gaib dan aura negatif, supaya tuahnya bisa terasa bekerja maksimal. Ada pertanyaan yang umum tentang benda-benda gaib, yaitu bagaimana caranya meningkatkan powernya. Kalau maksudnya untuk meningkatkan kekuatan gaib khodamnya, kelihatannya tidak bisa, hanya bisa dilakukan dengan memberikannya energi / kekuatan gaib yang lebih tinggi untuk diserapnya. Tapi untuk meningkatkan kekuatan gaibnya secara relatif permanen adalah dengan memberinya kantong atau tempat penyimpanan dari bahan kain katun yang berwarna hitam. Kalau maksudnya untuk meningkatkan “ kegalakan” nya, sehingga tuahnya lebih kuat terasa, bisa dilakukan dengan mewirid amalan gaib yang lebih tinggi kadar kegaibannya dan memberikan sesaji yang lebih kuat efek gaibnya, seperti minyak misik hitam, minyak madat arab atau kemenyan jawa. Sebagai tambahan, anda bisa menggunakan cara-cara yang serupa seperti dalam tulisan berjudul Ilmu Tayuh / Menayuh Keris untuk mengetahui karakter aura / energi benda-benda milik anda, sifat-sifat karakter gaibnya ( jika ada) , kecocokkannya dengan anda, apa tuah yang diberikannya, pantangan dalam penggunaannya, persyaratan dan sesaji apa yang dimintanya, jika ada, dsb. Di bawah ini ada beberapa contoh kasus yang bisa menyebabkan kekuatan gaib khodam / jimat menjadi hilang / luntur, tetapi tidak selalu terjadi pada semua orang ( tidak semua orang mengalami kejadian yang sama) . Selama tidak ada perbenturan ilmu atau kekuatan gaib, atau tidak ada pihak yang sengaja menyerang, biasanya akan aman-aman saja, kecuali khodamnya pergi ( atau bendanya menghilang) meninggalkan pemiliknya karena keinginannya sendiri atau karena ada unsur ketidakcocokkan. Bila ada pihak yang sengaja menyerang secara gaib, maka bila kekuatan khodam dan jimat anda kalah, maka jimat anda akan menjadi luntur dan tidak berfungsi atau khodamnya pergi menghilang. Ada orang-orang tertentu yang bukan hanya menguasai ilmu gaib dan ilmu khodam, tetapi juga menguasai ilmu perkhodaman, mereka bisa dengan sengaja mengusir atau memindahkan atau mencuri khodam orang lain dan bisa juga menghapuskan / menghilangkan ilmu gaib atau khodam jimat orang lain. Bila berada di lingkungan orang-orang berkhodam, atau benda jimat anda penyimpanannya disatukan dengan benda-benda gaib lain, dan ada ketidak-cocokkan antar khodam, biasanya khodam yang lebih lemah akan mundur atau terpaksa pergi menghindar. Jadi bila kekuatan khodam dan jimat anda kalah, maka jimat anda akan menjadi luntur dan tidak berfungsi atau hilang khodamnya. Ketidak-cocokkan antar khodam sering terjadi pada khodam-khodam jimat seperti wesi kuning atau jimat kekebalan lain dan khodam ilmu kesaktian / kekuatan / kekebalan, yang khodamnya menonjolkan kekuatan dan kegagahan, yang bila berada di lingkungan gaib atau benda-benda gaib yang lebih tinggi kekuatannya, benda jimat tersebut akan luntur kegaibannya atau khodamnya pergi menghilang. Ada rumah-rumah atau lokasi yang memiliki pagaran gaib, maka ketika anda atau bendanya dibawa masuk ke lokasi itu, jika khodam ilmu atau jimat anda kalah kuat, maka khodamnya tidak bisa ikut masuk ke dalam lokasi itu, akan tertahan di luar. Kebanyakan khodam akan kembali lagi kepada anda atau benda gaibnya setelah anda dan benda gaibnya keluar dari lokasi tersebut. Tetapi jika khodamnya termasuk jenis yang untuk kekebalan, biasanya setelah khodamnya tertahan di luar, ia akan pergi mencari benda lain untuk ditinggali, sehingga kemudian jimat kekebalan anda menjadi tidak berfungsi, atau mungkin kemudian jimatnya akan ditinggali oleh sosok gaib yang lain yang bukan khodam aslinya. Ada tempat-tempat tertentu yang memiliki kegaiban kuat yang bisa mengusir khodam gaib seseorang, terutama khodam-khodam yang bertuah kekuatan dan kesaktian. Misalnya sungai-sungai yang angker / wingit, seperti sungai Brantas, Serayu, dsb. Ada juga tempat-tempat mistis yang banyak berpenghuni gaib-gaib sakti tingkat tinggi, sehinggamenarik gaib-gaib lain untuk datang berkumpul dan meninggalkan tuannya, misalnya candi-candi dan situs-situs majapahit. Ada kasus seseorang mempunyai khodam kekuatan di badan. Tetapi setelah orang tersebut berkunjung ke jawa timur, melewati situs bekas keraton majapahit, khodamnya pergi pindah kesana. Beberapa bulan kemudian barulah khodam tersebut kembali lagi kepada orang itu. Contoh-contoh kasus di atas, tidak pasti akan dialami oleh semua orang. Ini hanyalah sekedar informasi untuk berjaga-jaga. Sesakti apapun khodam atau jimat kita, sebaiknya kita harus tetap berhati-hati supaya tidak terjadi kejadian yang negatif, karena ada banyak kasus yang bisa menyebabkan khodam gaib seseorang menghilang. Berbeda dengan khodam pendamping, bila khodam jimat kita sempat hilang, atau sempat luntur kegaibannya, seandainya pun kemudian khodamnya itu kembali lagi, mungkin kegaiban jimatnya tidak akan sama lagi dengan kondisi sebelumnya, sehingga seringkali kegaibannya harus disempurnakan lagi. Sebagai catatan tambahan, semua benda-benda gaib yang kegaibannya berasal dari suatu sosok mahluk halus yang berdiam di dalamnya, terutama yang berfungsi untuk penjagaan gaib / keselamatan, kekuatan dan wibawa, kegaibannya dapat juga disugestikan untuk membantu dalam hal lain, misalnya diminta menyembuhkan anggota keluarga yang sedang sakit ( sakit biasa maupun sakit karena guna-guna, pelet atau santet) , diminta membuatkan pagaran gaib untuk rumah dan orang-orang penghuninya, diminta membersihkan rumah dari keberadaan gaib-gaib negatif, membantu menjaga keteduhan rumah dan ketentraman keluarga, membantu melariskan dagangan, dsb
Tampilkan Lebih Banyak